Bagi sebagian orang pasti tidak asing dengan filosofi menanam padi terutama untuk masyarakat Jawa. Ilmu menanam padi atau sering disebut juga dengan ngelmu tandur memiliki makna yang sangat mendalam.
Bahkan menjadi pedoman dalam menjalankan hidup agar bisa menjadi lebih baik dari filosofi sederhana. Bagi orang Jawa tandur merupakan sebuah laku hidup karena setiap bagiannya memiliki makna atau sebuah hikmah.
3 Filosofi Menanam Padi Mengajarkan Manusia untuk Rendah Hati
Jika dijelaskan secara rinci terdapat 3 makna utama dalam filosofi satu ini sehingga sangat menarik untuk diketahui. Jika penasaran apa saja maknanya bisa simak ulasan singkat berikut ini.
1. Menanam Padi Harus Mundur
Kata-kata filosofi padi tentang tandur yaitu menanam secara mundur memiliki makna atau arti sangat menarik. Menanam padi memang harus berjalan mundur kalau tidak maka padi yang sudah ditanam tentu saja akan terinjak-injak.
Meskipun secara langkah yang dilakukan adalah mundur namun sebenarnya mereka sedang bergerak maju. Hal ini memiliki arti seorang petani akan memperoleh kemajuan meskipun harus berjalan mundur diawal.
Hasil dari menanam padi tersebut akan memberikan keberkahan untuk bisa mencukupi kebutuhan. Begitupun dalam hidup terkadang kita harus rela mundur atau mengalah demi kebaikan bersama.
Seperti pasangan suami istri yang sering bertengkar tidak akan pernah bisa bertahan jika sama-sama ingin menang. Maka salah satu harus mau mengalah demi mempertahankan rumah tangga dan masa depan keluarganya.
Begitupun dalam hal pekerjaan tentu tidak bisa jika terus menerus ingin menang karena justru membawa pada keserakahan. Terkadang mengalah untuk mencari peluang lain justru bisa membantu mendapatkan hasil lebih besar.
2. Menanam Padi Harus Merunduk
Jika diperhatikan ketika seseorang sedang menanam padi di sawah pasti dilakukan secara njengking atau merunduk. Jika petani nandur dengan cara berdiri pasti tangannya sulit untuk sampai ke bawah dan bibit tidak akan ditanam.
Mungkin dari pengamatan melihat orang nandur sudah bisa dirasakan capeknya karena harus merunduk dan berjalan mundur. Namun ada hikmah yang bisa dipetik dari filosofi padi Jawa satu ini yaitu keberhasilan bisa diraih dengan kerja keras.
Sudah menjadi hukum alam jika sesuatu bisa didapatkan dengan penuh pengorbanan dan kerja keras. Menanam padi pasti sangat capek, bikin sakit punggung, kepanasan dan membutuhkan keseimbangan yang bagus.
Namun ketika bibit padi sudah tertanam sempurna pasti akan ada rasa puas dan bangga pada diri sendiri. Apalagi jika hasil yang didapatkan sudah sangat maksimal sehingga hasil panen berlimpah.
Kerja keras dan segala upaya bisa memberikan hasil terbaik berupa kesuksesan dalam berbagai bidang. Sementara jika seseorang tidak mau bekerja keras maka memakai cara instan menipu, korupsi, berjudi dan lainnya.
3. Manusia Bertugas Menyemai, Menanam dan Menyiangi
Dalam ilmu filosofi padi sebenarnya tugas manusia sangatlah terbatas yaitu hanya menyemai, menanam dan menyiangi. Selanjutnya tugas lainnya menjadi tugas Tuhan sehingga manusia harus berserah diri kepada Tuhan.
Tuhan yang membuat tanaman padi tumbuh lebat, tinggi dan biji-bijinya banyak sehingga hasil panen melimpah. Tuhan juga menjaga tanaman padi tumbuh baik dari berbagai cuaca dan serangan hama sehingga bisa bertahan sampai panen.
Makna spiritual ini bisa diterapkan dalam hidup seperti tugas kita terus menerus berusaha semaksimal mungkin dalam hal apapun.
Tetapi soal hasil semua diserahkan kepada Tuhan sehingga tidak menjadi manusia yang sombong dan angkuh.
Sangat menarik memang filosofi menanam padi yang mampu mengajarkan kebaikan dalam hidup manusia. Mengingatkan untuk menjadi pribadi yang rendah hati, terus bekerja keras dan berserah diri kepada Tuhan.