Kesusastraan Bali Purwa: Pengertian, Sejarah dan Contohnya

Kesusastraan Bali purwa termasuk salah satu karya sastra klasik yang ada di Bali dengan prosa yang indah. Semua prosa ini dalam bentuk bahasa Bali dan punya makna yang cukup mendalam.

Kaitannya dengan nilai sastra ini ada juga yang bertanya terkait Kapan kesusastraan Bali Dimulai. Untuk menanggapi hal ini maka di artikel ini akan dijelaskan terkait sejarah, pengertian dan contoh-contohnya.

Kesusastraan Bali Purwa

Pengertian Kesusastraan Bali Purwa

Sebagaimana dijelaskan di bagian atas, kesusastraan Bali purwa ini termasuk sastra kuno yang ada di Bali. tidak hanya itu sastra ini juga termasuk warisan dari para leluhur dan terus dibuat tradisi hingga turun-temurun.

Untuk karya sastra ini tidak hanya satu melainkan ada beberapa dan dihimpun srta di bangun secara stuktural. Dengan cara seperti ini maka karya sastra ini masih tetap lestari hingga sekarang.

Secara garis besar, jenis-jenis kesusastraan Bali Purwa ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Kasusastraan Gantian dan Sesuratan. Untuk Kasusastraan Gantian ini berupa mantra-mantra, cerita rakyat dan untuk yang Serutan ini dalam bentuk karya tertulis.

Sejarah Kesusastraan Bali Purwa

Kesusastraan Bali Purwa menjadi cikal bakal munculnya kesusastraan lain yang ada di Bali. dalam perkembanganya, sastra satu ini sudah ada sejak zaman Bali kuno yaitu di masa DInasti Warmadewa di abad IX

Kesimpulan ini sesuai yang tertulis di prasastri kuno yang ada di Bali. Namun hal ini hanya sebatas perkiraan dan hingga sekarang belum ada bukti tertulis terkait kapan sastra kuno mulai ada di Bali.

Memasuki abad selanjutnya sastra Bali ini mulai berkembang berkat adanya pengaruh sastra Jawa. hal ini terlihat dari raja Dharmawangsa Teguh yang membuat proyek dalam menerjemahkan ajaran Bhagawan ke dalam bahasa Jawa.

Selang beberapa lama, Raja Dharmawangsa digantikan oleh erlangga yang merupakan putra raja Udayana. Di masa raja ini perkembangan sastra Bali mulai bagus dan ini dibuktikan dengan adanya sastra Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa.

Lalu di masa kerajaan Majapahit, sastra Bali ini benar-benar tumbuh pesat akibat pengaruh sastra Jawa yang juga berkembang. Hal ini terlihat dari banyaknya karya sastra yang dibuat oleh Dang Hyang Nirartha

Sastra ini pun berlanjut di zaman Gelgel dan kesusastraan ini sudah mulai merata ke Pulau Dewata. Beberapa karya sastra banyak ditulis dan para penulisnya seperti I Nyoman Jelada, Ida Ketut Sari Ida Bagus Mutu Maron dan yang lainnya.

Contoh Kesusastraan Bali Purwa

Selain yang disebutkan di atas, ada beberapa contoh kesusastraan bali Purwa yang lain seperti:

  • Pangeran Telaga: Rara Kedura, Amurwa Tembang, Amretamasa, Patol, Kidung Rangga Wungu, , Wiley Sih Tan Pegat, Kebo Dungkul, Tepas dan Caruk Amretamasa, Kakangsen.
  • Arya Manguri: Kidung Arjuna Pralabdha
  • Kikayi Pande Bhasa: Gita Nathamartha
  • Ida Peranda Sakti Manuaba: Cecangkriman Memedi dan Sanghara Bali
  • Ida Bagus Putu Bek: Geguritan Dukuh Siladri, Geguritan Dang Hyang Nirartha,dan Geguritan Ampel Gading.
  • Ida Peranda Geria: Kunjarakarna dan Geguritan Burayut, Botoh Lara
  • Ida Wayan Dangin: Geguritan Pan Bongkling
  • Ki Dalang Tangsub: Kidung Prembon

Jadi kesusastraan Bali purwa ini sudah ada sejak zaman dahulu bahkan sebelum pemerintahan Majapahit. Banyak sekali para sastrawan yang membuat karyanya dan hingga sekarang masih tetap lestari.

Secara garis besar, sastra ini terbagi menjadi dua bagian yaitu Gantian dan Sesuratan. Untuk gantian ini seperti mantra, cerita rakyat atau sejenisnya sedangkan sesuratan ini karyanya sudah dibuat secara tertulis.