Hening (karya Rini Intama)
Dalam hening
Merindu muara berair bening
Merdu suara seruling
Meski tanah masih mengering
November 2010
Baca Juga: 20 Contoh Puisi Bersajak A-A-A-A, Ada Penyair Terkenal
Struktur
Puisi “Hening” memiliki struktur sederhana namun kuat dengan empat baris yang mengikuti pola sajak A-A-A-A. Setiap baris diakhiri dengan rima yang sama, yang memberikan kesan harmonis dan mengalir ketika dibaca. Penggunaan rima ini menambah keindahan suara puisi, memperkuat nuansa yang ingin disampaikan oleh penulis.
Meskipun pendek, puisi ini padat makna. Setiap baris memberikan gambaran yang jelas dan mendalam mengenai suasana alam. Struktur empat baris ini membantu menjaga fokus pada inti pesan puisi, yakni kerinduan pada ketenangan di tengah kekeringan.
Tema
Tema utama puisi ini adalah kerinduan akan kedamaian dan keseimbangan alam. Penulis menggunakan unsur alam seperti “muara” dan “seruling” untuk melambangkan ketenangan yang diinginkan. Namun, tema kerinduan ini disertai dengan kenyataan bahwa alam belum sepenuhnya harmonis, karena “tanah masih mengering.”
Ada kontras dalam tema yang menampilkan keseimbangan antara harapan dan kenyataan. Walaupun ada kerinduan untuk kedamaian, kondisi alam menggambarkan kesulitan, yang tercermin dalam “tanah mengering,” sebuah simbol untuk kekeringan fisik dan mungkin emosional.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa dalam puisi ini melibatkan personifikasi dan simbolisme alam. Misalnya, frasa “merindu muara” memberikan gambaran alam yang seakan-akan memiliki perasaan dan kerinduan. Gaya bahasa ini memperkaya puisi dengan sentuhan emosional, membuat pembaca dapat merasakan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam.
Penggunaan citraan alam seperti “suara seruling” dan “muara berair bening” juga menciptakan suasana tenang yang diimpikan oleh penulis. Gaya bahasa yang lembut dan puitis ini menggambarkan ketenangan yang terancam oleh kekeringan, memberikan lapisan makna yang lebih dalam.
Makna dan Arti
Secara makna, puisi ini menggambarkan kerinduan akan ketenangan dan keseimbangan, yang diwakili oleh elemen-elemen alam. “Muara berair bening” melambangkan kemurnian, sedangkan “tanah mengering” menggambarkan kekurangan atau ketidaksempurnaan yang mengganggu kedamaian tersebut.
Arti dari puisi ini bisa diinterpretasikan sebagai refleksi terhadap kondisi kehidupan manusia, di mana ada harapan untuk kedamaian dan keseimbangan, namun kenyataan sering kali menunjukkan kekurangan atau tantangan. Keseimbangan antara alam yang tenang dan kekeringan mencerminkan perjuangan untuk mencapai ketenangan yang sejati.